Wali Kota di Inggris Bisa Pungut Pajak Turis Tuai Pro Kontra

Traveling141 Views

Wali Kota di Inggris Bisa Pungut Pajak Turis Tuai Pro Kontra Rencana seorang wali kota di Inggris untuk menerapkan pungutan pajak turis mulai mengundang perdebatan panas. Wacana pajak ini muncul sebagai bagian dari strategi untuk meningkatkan pemasukan daerah sekaligus mengontrol jumlah wisatawan yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Namun, seperti kebijakan yang bersentuhan langsung dengan publik, respons masyarakat dan pelaku industri pariwisata tidak seragam. Ada yang melihatnya sebagai langkah maju, ada pula yang menganggapnya sebagai keputusan yang bisa memicu turunnya minat liburan ke kota tersebut.

“Kadang kebijakan yang baik dalam teori belum tentu diterima hangat oleh semua orang di dunia nyata.”

Kita akan membahas lebih dalam bagaimana rencana pajak turis ini memicu pro dan kontra, alasan pemerintah lokal mendorong kebijakan tersebut, serta bagaimana dampaknya terhadap wisata, ekonomi, dan masyarakat setempat.


Kota Kota di Inggris Menghadapi Lonjakan Turis yang Tidak Lagi Seimbang

Banyak kota besar di Inggris mengalami peningkatan wisatawan secara drastis dalam beberapa tahun terakhir. London, Manchester, Liverpool, Brighton, hingga Bath menjadi magnet turis internasional maupun domestik. Di satu sisi, pariwisata memberikan pemasukan besar bagi ekonomi lokal. Namun di sisi lain, lonjakan wisatawan sering menimbulkan tekanan baru.

Kepadatan infrastruktur, naiknya harga properti akibat Airbnb, hingga area pusat kota yang menjadi terlalu “komersial” membuat banyak warga mulai merasa tidak nyaman. Pemerintah lokal melihat kondisi ini sebagai alasan kuat untuk mengambil langkah strategis agar pariwisata tetap berkelanjutan.

Di sinilah wacana pungutan pajak turis mulai diwacanakan. Wali kota berpendapat bahwa pajak bisa membantu menyeimbangkan antara kebutuhan wisatawan dan kenyamanan warga lokal.


Pajak Turis Diusulkan Sebagai Pendanaan Tambahan Untuk Perbaikan Kota

Pajak turis, yang dalam beberapa negara disebut juga sebagai “tourist tax” atau “city tax”, sebenarnya bukan hal baru. Banyak kota di Eropa sudah menerapkannya untuk menjaga kebersihan, memperbaiki infrastruktur, dan mendukung fasilitas publik. Kota kota seperti Barcelona, Paris, Amsterdam, hingga Roma sudah lebih dulu menerapkan biaya tambahan bagi wisatawan asing maupun lokal.

Wali kota yang wacanakan kebijakan ini mengungkapkan bahwa dana yang terkumpul nantinya akan dialokasikan untuk:

  • Perawatan taman kota
  • Pembersihan jalan dan ruang publik
  • Perbaikan transportasi umum
  • Menjaga situs bersejarah
  • Mengatur angka turis agar tidak berlebihan

Tujuannya agar warga tetap nyaman, wisatawan mendapatkan pengalaman lebih baik, dan kota memiliki pendapatan stabil yang tidak hanya bergantung pada pajak bisnis.

Kebijakan ini kemudian menimbulkan pertanyaan utama: apakah wisatawan bersedia membayar biaya tambahan saat berkunjung?


Kelompok Pro: Pajak Ini Perlu Demi Keberlanjutan Pariwisata

Pendukung kebijakan pajak turis melihat rencana ini sebagai langkah modern dan progresif. Ada beberapa alasan kuat mengapa kelompok ini memberikan dukungan:

1. Kota Membutuhkan Biaya untuk Menampung Wisatawan

Jumlah turis yang datang ke kota besar membutuhkan biaya tambahan untuk menjaga fasilitas tetap optimal. Banyak pihak menilai pajak turis menjadi sumber dana yang adil, karena mereka yang menikmati fasilitas kota turut andil dalam perawatannya.

2. Membantu Mengatur Arus Wisatawan

Dengan adanya biaya tambahan, wisatawan dianggap akan lebih bertanggung jawab dan memilih waktu kunjungan yang lebih tepat. Kota tidak akan terlalu padat di musim tertentu, sehingga lingkungan, transportasi, dan ruang publik bisa lebih terjaga.

3. Memberi Manfaat Langsung Pada Warga Lokal

Pendapatan pajak bisa dipakai untuk membangun ruang hijau, memperbaiki transportasi, dan meningkatkan kenyamanan publik. Ini adalah upaya untuk memastikan kota tetap menjadi tempat nyaman bagi warga lokal.

“Ketika kota tumbuh terlalu cepat karena pariwisata, pada akhirnya yang lelah bukan hanya turis tapi penduduk yang tinggal setiap hari.”


Kelompok Kontra: Pajak Turis Dikhawatirkan Turunkan Minat Berkunjung

Seperti kebijakan lain, ada pihak yang menentang rencana ini. Industri hotel, restoran, hingga agen perjalanan menjadi kelompok yang paling keras menyuarakan kekhawatiran mereka.

1. Wisata Bisa Jadi Terasa Lebih Mahal

Inggris sudah dikenal sebagai destinasi dengan biaya hidup tinggi. Penambahan pajak dianggap bisa membuat wisatawan mencari alternatif destinasi lain seperti Portugal, Turki, atau Eropa Timur yang lebih murah.

2. Industri Pariwisata Baru Pulih Pasca Pandemi

Banyak pebisnis lokal merasa kebijakan ini terlalu cepat diberlakukan. Setelah sektor pariwisata terpukul cukup parah akibat pandemi, hotel dan restoran baru saja bangkit. Pajak turis dikhawatirkan akan menahan laju pemulihan bisnis kecil.

3. Sistem Administrasi Tambahan Bisa Menyulitkan

Pajak turis memerlukan sistem admin baru: pencatatan wisatawan, penarikan pajak, laporan bulanan, hingga inspeksi. Pelaku bisnis kecil menilai ini akan menambah beban operasional.

Meskipun begitu, pihak pemerintah memastikan bahwa sistem akan dibuat sesederhana mungkin agar tidak membebani pelaku usaha.


Studi Banding: Kota Kota Eropa yang Sudah Sukses Terapkan Pajak Turis

Banyak pendukung kebijakan ini mengacu pada kota-kota besar di Eropa yang berhasil mengelola pajak turis dengan baik. Kota seperti Amsterdam menerapkan pajak cukup tinggi namun tetap menjadi tujuan wisata populer. Hal yang sama juga terjadi di Paris dan Roma.

Ini menunjukkan bahwa wisatawan cenderung tetap mau membayar biaya tambahan asalkan layanan kota terjaga dan pengalaman wisata yang didapat sebanding.

Beberapa kota bahkan menggunakan dana tersebut untuk membangun museum baru, memperluas jalur sepeda, dan restorasi bangunan bersejarah.

Kota yang ingin menerapkan pajak turis di Inggris ini diyakini ingin mengambil rute serupa: menggunakan pendapatan tambahan untuk mempercantik kota dan mempertahankan nilai budaya.


Suara Warga Lokal: Antara Mendukung dan Cemas

Warga menjadi kelompok paling beragam dalam menanggapi kebijakan ini. Ada yang mendukung, namun ada pula yang cemas dengan efek jangka panjangnya.

Warga yang Mendukung

  • Merasa kota terlalu ramai saat musim liburan
  • Ingin fasilitas publik diperbaiki dengan dana lebih
  • Menganggap pajak turis adalah cara adil untuk menjaga lingkungan kota

Warga yang Menolak

  • Cemas bahwa turunnya jumlah wisatawan akan menurunkan kerja bagi warga
  • Takut kebijakan dibebankan juga kepada penduduk lokal secara tidak langsung
  • Khawatir pajak turis menjadi pajak tambahan yang tidak transparan penggunaannya

Pemerintah kota mencoba merangkul pendapat warga melalui forum diskusi dan dialog terbuka untuk menilai apakah kebijakan ini sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat.


Industri Pariwisata Menuntut Kajian Lebih Dalam

Hotel, restoran, pusat perbelanjaan, dan pelaku usaha pariwisata meminta pemerintah melakukan kajian ekonomi lebih detail sebelum menerapkan pajak. Mereka menginginkan data akurat yang menunjukkan dampak pajak terhadap:

  • Tingkat hunian hotel
  • Nilai transaksi pariwisata
  • Minat kunjungan wisatawan asing
  • Keuntungan bisnis kecil

Pelaku usaha berharap kebijakan ini tidak keluar terlalu cepat tanpa persiapan matang.

“Mendorong pariwisata butuh strategi jangka panjang, bukan keputusan yang membuat turis ragu datang.”


Apakah Pajak Turis Akan Diberlakukan Tahun Ini?

Pemerintah kota belum membuat keputusan final. Pembahasan masih dilakukan melalui rapat internal, konsultasi publik, dan kajian ekonomi. Jika disepakati, pajak kemungkinan akan diberlakukan bertahap, dengan nominal rendah di awal.

Beberapa opsi yang sedang dibahas:

  • Pajak per malam bagi wisatawan
  • Pajak hanya untuk wisatawan asing
  • Pajak musiman saat jumlah turis meningkat
  • Pajak khusus untuk hotel berbintang

Kebijakan bisa berubah tergantung hasil diskusi publik.


Kota yang Populer Tidak Selamanya Harus Padat

Terlepas dari pro dan kontra, wacana pajak turis menyoroti satu hal penting: kota populer perlu strategi pengelolaan wisata yang lebih berkelanjutan. Wisatawan membawa pemasukan besar, tetapi tanpa pengaturan, kota bisa kehilangan karakter lokalnya.

Banyak warga menginginkan keseimbangan antara kota yang ramah turis dan tempat tinggal yang nyaman. Pajak hanya salah satu alat dari banyak strategi yang bisa dipadukan.

Sebagian pihak menilai bahwa kebijakan ini bisa membantu kota Inggris tersebut mengurangi tekanan berlebih dan menjaga kelestarian budaya.

Kita akan melihat dalam beberapa bulan ke depan apakah pajak turis ini akan menjadi kenyataan, dan apakah warga serta pelaku usaha bisa menemukannya sebagai titik tengah terbaik untuk masa depan kota mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *